Pages

Thursday, January 19, 2012

tak bisa menjadi abadi


dari  tak ada….kemudian ada……. seterusnya menghilang… terpupus dilenyapkan oleh sapuan waktu..

seperti itulah yang terjadi dengan kehidupan... manusia, hewan, tumbuhan, harta, tahta…. bisa tiba-tiba membenam dalam titah Sang Al-Baqiil.. pemilik kehidupan sejati di alam fana dan baqa…semua akan sirna sekejap, bila diinginkan olehNya….. tak akan ada satupun kekuatan yang mampu menghalaunya…karena takdir Dia yang mencipta….

sementara, Bagaimanakah dengan cinta? Apakah cinta bisa bernasib serupa dengan unsur-unsur material lainnya? Bukankah cinta tidak diciptakan dari zat yang diproyeksikan untuk tumbuh dan berkembang? Tidakah cinta tercipta bersamaan dengan hadirnya HATI yang merupakan bagian organ tubuh manusia? … yang bisa diretas sebagai sumbernya rasa cinta….

ketika perasaan bahagiah dan terluka hatilah yang berperan penting di dalam menguraikannya…

jika saja cinta adalah produk bawaan hati sewaktu manusia diciptakan, sendirinya cinta pun akan berakhir ketika kehidupan manusia berakhir…..

tetapi… Bagaimana dengan dikursus bahwa ‘cinta sejati tak akan pernah mati’? Tidakah ini terlihat resisten dengan konsepsi bahwa semua akan berakhir pada masanya dalam cengkeram takdir Illahi…

bila cinta bisa berakhir … Dimanakah letak dari hakekat cinta sejati? Bukankah kesejatian itu terukur dari keabadian? ,,,,

dengan begitu ketika cinta tak mampu menjadi abadi maka tidak akan mungkin ada cinta sejati…karena seyogianya kesejatian itu tak akan lekang termakan waktu….sementara cinta bisa pergi, manakala dia harus pergi….. bahkan terkadang tak meninggalkan bekas sedikitpun…

…..bilapun cinta tak mampu menjadi abadi, mengapa misalnya kita kadangkala sampai harus jatuh bangun memperjuangkannya… toh suatu saat akan pergi juga….dan mungkin saja kepergiannya tak berjejak sedikitpun ketika kehidupan berakhir….
atau jika bertemu dengan cinta yang lain….pula cinta yang baru…pun seterusnya ketika cinta masih bisa menjadi candu bagi orang-orang yang memburunya…

dan jika alasannya dengan terus memelihara rasa cinta,  sama halnya dengan memelihara kehidupan sebagai fitrahnya kita sebagai manusia….. jawabannya adalah sungguh keliru… karena kehidupan bisa saja ada, tanpa hadirnya cinta disana…sebab dengan mengandalkan syahwat pun rasanya kehidupan bisa akan terus berlanjut….

dengan demikian cinta semestinya bukan menjadi musabab, kenapa kita ada, untuk apa kita hidup, dan mengapa kita harus melanjutkan hidup kita…. sebab cinta baru hadir setelah terlebih dahulu kita ada….. harusnya hidup pun bukan untuk cinta… dan sepertinya sangat naif bila kita harus mati karena cinta….  

mungkin akan lebih baik bagi kita apabila menikmati cinta seadanya dalam tataran yang terukur…. dan rasanya kita tidak perlu sampai harus sedu sedan memperjuangkannya…. ini bukan persoalan bahwa kita tidak memperjuangkan sesuatu yang seharusnya kita dapatkan…. bila itu alasannya… sungguh kita telah menjadi egois bagi diri kita sendiri...juga kepada orang lain, karena bisa saja dia bukan takdir kita…. dan mungkin pula kita seharusnya menjadi takdir untuk orang lain….Bukankah itu sudah menjadi kehendakNya?....

satu lagi alasannya, kenapa kita tidak harus memperjuangkan cinta hingga harus terkapar…karena sesungguhnya dia fana……….dan tak bisa menjadi abadi….




No comments:

Post a Comment