Pages

Monday, January 16, 2012

mata


sepasang mata itu tercipta indah dalam disain tangan Illahi..
dua bola mata itu yang senantiasa memancarkan kelembutan dan keteduhan..
serta kadang-kadang kepasrahan ketika kekuatan tak lagi dimiliki, menyiratkan kegalauan bila resah melanda jiwa.. pula sedih berbalur air mata, kala bathin tak lagi mampu menopang beban kehidupan..
satu yang tak pernah nampak dari tatapan mata itu, yaitu kemarahan… marah sepertinya enggan bersemayam di dalam mata itu… Entah kenapa?  mungkin Illahi tak mengijinkan mata itu ternodai oleh angkara.. dan membiarkannya terus membinar kedamaian…. sungguh indah, Ya….Tuhan menginginkan keindahan selalu menjadi bagian dari kedua bola mata itu..
Dan mata indah itu adalah milikmu… mata yang dahulu pernah mewakilkan perasaan cintamu kepadaku, mata yang meng-artikan tulus kasihmu, pun mata yang ketika itu mampu meyakinkan aku agar bisa mencintaimu, setulus cinta yang berpijar ditatap matamu..
mata yang dapat membuatku tersihir oleh pesona cintamu,… mata yang selalu bisa membasuh lelahku disaat kutertatih, terjatuh dan terpuruk,… mata yang mampu menjadi air ditengah dahagaku,… mata yang seringkali memberiku-harap tentang indahnya hari esok,… mata yang pernah menjanjikanku mengenai mimpi kebahagiaan..
mata yang sesaat menenggelamkanku dalam kenisbian cinta……

Ya… hanya sesaat, setelahnya tak ada lagi..
kini mata itu telah berubah… kosong,.. tak ber-arti… tak ada satupun yang tersisa dari tatapan mata itu kecuali kehampaan… setidaknya pendar cinta yang kuharap masih dapat kutemukan dalam mata itu, pun sekarang tak ada lagi….
Mata itu tak berceritera lagi tentang arti ketulusan… tak bisa lagi menyanggah lelahku… tak ada lagi telaga tempatku menghilangkan hausku…tak nampak lagi harapan dan keyakinan tuk masa depan yang lebih baik disana… tak terlihat lagi mimpi indah kebahagiaan disorot mata itu…
semuanya pudar…. Ya, mungkin telah tersaput oleh waktu..
Dan mungkin saja Illahi tak memberikanku banyak waktu untuk memiliki mata itu..

01:20am








hanya sebuah cerita


 malam ini menjadi malam kesekianku hanya bertemankan gulita dan kepekatan malam…. semua terasa kelam, gelap, bahkan niscaya hitam…
temaram cahaya rembulan yang merangsek masuk melalui kisi-kisi fentilasi, tak cukup memberikan gurat cahaya, terlihat hanya seperti semburat lentera yang hampir redup ketiga pagi ingin menyapa..
dan segalanya masih terasa suram….merundung hingga ke sanubari..
Ya.. segores luka hadir disini, meyempurnakan kegelapan ujung malam ini..
perih ini menjadi sembilu yang terus menghujamkan sakitnya … sakit yang berpola, dalam alunan elegi keputus-asaan… yang secara terus-menerus mempatronkan keeksisan sebuah derita..

dan luka ini semakin menganga, manakala kenangan itu kembali menyeruak, memutarkan rekamannya tentang cerita indah percintaan..
Benar…. Hanya sebuah cerita, karena hanya cerita yang mampu mengakhiri kisahnya dengan bahagia… tidak pada kehidupan nyata..
hikayat cinta beralaskan keabadian hanya terjadi pada dongeng rekaan, dari pujangga yang berhayal mengalami asmara seperti tokoh-tokoh dalam ceritanya..
fantasi yang mengada-ada, dan kadang menohok logika….

sungguh banyak cerita cinta yang mematri kebohongan… berkalang kepalsuan…, dan menjual frase cinta untuk ego dan nafsu duniawi..
seperti ceritaku…. Benar…, hanya sebuah cerita…. Cerita yang sebenarnya, dan bukan cerita fiksi dalam karya sastra, sehingga tak berakhir bahagia...    









padahal aku tahu


padahal aku tahu aku hanya manusia biasa yang tercipta dari segenggam tanah, yang mudah tercerai berai tersaput angin ketika genggaman itu dibuka..
padahal aku tahu apabila seluruh butir tanah itu habis dalam genggaman, itu berarti aku tak bersisa lagi..
padahal aku tahu, aku saja yang manusia dapat lekang oleh takdir, apalagi hanya cinta, yang ada karena manusia ada..
padahal aku tahu tidak harus jatuh cinta lagi, karena aku mengalami banyak kegagalan dalam soal percintaan..

padahal aku tahu mencintai orang yang salah, tapi aku tetap saja mencintainya..
padahal aku tahu aku bukan pilihan, tapi aku senantiasa memelihara cinta ini, membiarkannya  tumbuh dan berkembang menutupi seluruh ruang hati…
padahal aku tahu cinta itu mesti terukur, tapi aku membiarkannya melebihi kapasitas yang seharusnya..
padahal aku tahu cinta tak abadi, tapi aku selalu membangun asa untuk terus (memaksa) menyemayamkan keabadian di dalam hati dan otak-ku..
padahal aku tahu suatu saat dia akan meninggalkanku, tapi aku bersikap tak peduli… semata karena aku ingin menikmati bahagia yang lebih lama lagi..
padahal aku tahu akan terluka, tapi aku berusaha membangun penolakan dalam diri bahwa kali ini kebahagiaan akan berpihak kepadaku..
padahal aku tahu bagaimana sakitnya terluka, tapi aku masih saja mengingkarinya bahwa aku tak akan sakit lagi karena cinta… aku tak layak untuk terluka..

padahal aku tahu semua itu, satu yang mungkin tidak kuketahui, Mengapa aku mencintainya?  
published on facebook (15-01-2012)